Prediksi HK — Sebanyak 42 awak media dari berbagai platform mengikuti program pembekalan khusus yang digelar Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Pelatihan yang bertajuk pelatihan jurnalis daerah rawan ini berlangsung di Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Karawang, sejak 14 hingga 20 Desember 2025.
Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan keselamatan para jurnalis yang bertugas di wilayah-wilayah berisiko tinggi, seperti daerah konflik, rawan bencana, atau situasi darurat lainnya.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, membuka pelatihan sekaligus menyampaikan amanat Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin. Dalam amanatnya, Sjafrie menekankan kompleksnya tantangan yang dihadapi awak media di lapangan.
“Para awak media kerap menghadapi beragam risiko, mulai dari ancaman bencana alam, gejolak sosial, hingga gangguan keamanan. Karena itu, persiapan teknis dan mental yang matang mutlak diperlukan,” ujar Freddy yang membacakan pernyataan Menhan.
Freddy menambahkan, dinamika keamanan yang semakin kompleks menjadikan program pembekalan ini sebagai langkah strategis. “Kegiatan ini dirancang untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, serta pemahaman mendalam tentang prosedur kedaruratan yang tepat,” jelasnya.
Rangkaian Materi Pelatihan yang Komprehensif
Selama pelatihan, para peserta mendapatkan berbagai materi yang komprehensif. Materi tersebut mencakup kebijakan pertahanan nasional, peran dan fungsi TNI di berbagai medan, hingga pola koordinasi di wilayah operasi.
Tidak hanya teori, pelatihan juga difokuskan pada keterampilan praktis. Beberapa materi inti meliputi dasar-dasar keselamatan di lapangan, memahami karakteristik daerah rawan, teknik antisipasi dan mitigasi bencana, serta langkah respons awal saat menghadapi situasi darurat.
Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Kemhan, Brigjen Rico Sirait, menjadi pemateri pertama yang menyampaikan topik kebijakan pertahanan. Rico menegaskan peran vital media dalam konteks pertahanan negara.
“Informasi yang akurat dan dapat dipercaya dari awak media sangat krusial. Selain membantu masyarakat memahami situasi aktual, informasi yang baik juga dapat menumbuhkan kesadaran bela negara dan memperkuat dukungan publik terhadap kebijakan nasional,” papar Rico Sirait.
Kolaborasi untuk Peliputan yang Lebih Aman
Keikutsertaan jurnalis dari berbagai media, termasuk cetak, daring, televisi, dan radio, menunjukkan kebutuhan kolektif akan standar keselamatan yang lebih baik dalam peliputan berisiko. Program ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi prosedur operasi standar yang lebih aman bagi para pewarta.
Dengan bekal dari pelatihan ini, Kemhan dan TNI berharap para jurnalis dapat menjalankan tugas jurnalistiknya dengan lebih siap, sigap, dan terlindungi, tanpa mengorbankan prinsip keberimbangan dan akurasi pemberitaan. Upaya ini sekaligus merefleksikan komitmen pemerintah dalam mendukung ekosistem pers yang tangguh dan bertanggung jawab.